Popular Posts

Thursday, November 22, 2018

Masalah Ilmu Pendidikan Belajar dan Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada berbagai rumusan yang dikemukakan orang dalam upaya menjawab pertanyaan dengan melihat pendidikan dari salah satu aspek kehidupan tertentu atau kacamata disiplin keilmuan tertentu. Misalnya pandangan sosiologik melihat pendidikan dari aspek sosial antara lain mengartikan bahwa “Pendidikan adalah sebagai usaha mentransformasikan pengetahuan dari generasi ke generasi” (Ishak, 2005:27). Pandangan lain di lihat dari aspek budaya menyebutkan bahwa pedidikan itu adalah sebagai usaha pemindahan pengetahuan dan nilai – nilai kepada generasi berikutnya. Sedangkan pandangan Psikologik melihat pendidikan dari aspek tingkah laku individu, antara lain mengartikan pendidikan sebagai perkembangan kapasitas individu secara optimal. Pandangan dari sudut ekonomi antara lain melihat bahwa pendidikan itu adalah sebagai usaha penanaman modal insan (Human Investmen), dan yang terakhir dilihat dari sudut pandang politik antara lain melihatnya sebagai pembinaan usaha kader bangsa.
Dari uraian diatas kita dapat menarik benang merahnya bahwa pendidikan itu adalah suatu kebutuhan yang akan menjamin kelangsungan hidup bagi setiap manusia. Hal ini telah terbukti dengan adanya proses dari pendidikan itu sendiri dimana pada masa sekarang ini, seseorang yang berpendidikan akan memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan dalam masyarakat.
Nah, untuk mendukung hal tersebut tentunya diperlukan metode-metode ataupun cara-cara yang akan membuat peserta didik mampu menyerap dan memahami materi apa yang akan kita sampaikan yang nantinya kapasitas kita tentu saja akan menjadi seorang pendidik. Selain dengan metode atau cara-cara yang efektif kita juga harus mampu memahami peserta didik secara personal maupun secara kelompok.
Dalam makalah yang akan kami paparkan kali ini yaitu menganai Prinsip Belajar dan Pembelajaran yang nantinya akan membantu seorang pendidik untuk lebih memahami dan lebih mengenal peserta didiknya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Belajar?
2. Apa Konsep Belajar?
3. Apa Pengertian Pembelajaran ?
4. Apa Konsep Pembelajaran?
5. Bagaimana Pendekatan dalam Pembelajaran?
6. Apa Peran Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar?
7. Apa Prinsip Belajar dan Pembelajaran?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam makalah ini adalah agar para pendidik mampu dan mengerti akan tugasnya sebagai seorang pendidik yang baik dalam menyampaikan materi-materi ataupun bahan-bahan yang akan di transformasikan kepada siswanya dengan memperhatikan beberapa prinsip yang akan membantu dalam proses belajar mengajar dan bagaimana cara menciptakan suasana kelas yang sesungguhnya dan yang di inginkan oleh siswa agar dalam prosesnya dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target yang akan dicapai.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
Belajar Merupakan Tindakan dan Perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa adalah keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang akan dijadikan bahan belajar. 
Pada hakekatnya, adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Menurut Sudjana,1989 Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Sedangkan menurut Witherington, 1952 menyebutkan bahwa “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau pemahaman
Belajar adalah proses mencari, memahami, menganalisis suatu keadaan sehingga terjadi perubahan perilaku, dan perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar jika disebabkan oleh karena pertumbuhan atau keadaan sementara. (Syaifuddin Iskandar : 2008 : 1)
B. Konsep Belajar
Beberapa hal yang berkaitan dengan pengertian belajar yaitu belajar suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat, dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen, hasil belajar ditunjukan dengan tingkah laku,dalam belajar ada aspek yang berperan yaitu motivasi, emosional, sikap,dan yang lainnya. Menurut Gagne dan Briggs (1988), perubahan tingkah laku dalam proses belajar menghasilkan aspek perubahan seperti kemampuan membedakan, konsep kongkrit, konsep terdefinisi, nilai, nilai/aturan tingkat tinggi, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, dan keterampilan motorik.
Proses belajar terjadi apabila individu dihadapkan pada situasi di mana ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan cara biasa, atau apabila ia harus mengatasi rintangan-rintangan yang mengganggu kegiatan-kegiatan yang diinginkan. Proses penyesuain diri mengatasi rintangan terjadi secara tidak sadar, tanpa pemikiran yang banyak terhadap apa yang dilakukan. Dalam hal ini pelajar mencoba melakukan kebiasaan atau tingkah laku yang telah terbentuk hingga ia mencapai respon yang memuaskan.
Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang berkesinambungan antara berbagai unsur dan berlangsung seumur hidup yang didorong oleh berbagai aspek seperti motivasi, emosional, sikap dan yang lainnya dan pada akhirnya menghasilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar. 
C. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)  ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. (KBBI)
Dengan kata lain, kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan. Pembelajaran juga diartikan sebagai usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi Proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya
Sedangkan  pembelajaran/ instruksional adalah usaha mengorganisasikan lingkungan belajar sehingga memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar tertentu yang akan mendukung pembelajaran itu nantinya. 
D. KonsepPembelajaran
Dalam pembelajaran, guru mempunyai tugas-tugas pokok antara lain bahwa ia harus mampu dan cakap merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan membimbing dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, agar para guru mampu menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya, ia terlebih dahulu hendaknya memahami dengan seksama hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
E. Pendekatan atau Model dalam Pembelajaran
Belajar dapat dilakukan diberbagai tempat, kondisi, dan waktu. Cepatnya informasi lewat radio,       televisi, film, wisatawan, surat kabar, majalah, dapat mempermudah belajar. meskipun informasi dengan mudah dapat diperoleh, tidak dengan sendirinya seseorang terdorong untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan dari padanya. Guru profesional memerlukan pengetahuan dan ketrampilan pendekatan pembelajaran agar mampu mengelola berbagai pesan sehingga siswa berkebiasaan belajar sepanjang hayat.
Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afekif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Dalam belajar tentang pendekatan pembelajaran tersebut, orang dapat melihat:
• Pengorganisasian siswa,
• Posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan, dan
• Pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran dengan pengorganisasian siswa dapat dilakukan dengan:
• Pambelajaran secara individual,
• Pembelajaran secara kelompok, dan
• Pembelajaran secara klasikal.
Pada ketiga keorganisasian siswa tersebut tujuan pengajaran, peran guru dan siswa, program pembelajaran, dan disiplin belajar berbeda-beda. Pada ketiga pengorganisasian siswa tersebut siswa tersebut seyogyanya digunakan untuk membelajarkan siswa yang menghadapi kecepatan informasi pada masa kini.
Sehubungan dengan posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan, guru dapat menggunakan strategi ekspositori, strategi discovery, dan strategi inkuiri. Strategi ekpositori, strategi discovery, dan strategi inkuiri. Strategi ekspositori masih terpusat pada guru; oleh karena itu seyogianya dikurangi. Strategi discovery dan inkuiri terpusat ada siswa. Dalam kedua strategi ini siswa dirancang aktif belajar, sehingga ia dapat menemukan, bekerja secara ilmu pengetahuan, dan merasa senang. Pada tempatnya guru menggunakan strategi discovery dan inkuiri yang sesuai dengan pendekatan CBSA.
Dalam pembelajaran pada pebelajar terjadi peningkatan kemampuan. Semula, ia memiliki kemampuan pra-belajar; dalam proses belajar pada kegiatan belajar hal tertentu, ia meningkatkan tingkat atau memperbaiki tingkat ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Keputusan tentang perbaikan tingkat ranah tersebut didasarkan atas evaluasi guru dan unjuk kerja siswa dalam pemecahan masalah. Dari sisi guru, proses pemerolehan pengalaman siswa atau proses pengolahan pesan tersebut dapat dilakuikan dengan cara dedukatif dan induktif. Pengolahan pesan secara deduktif dimulai dari generalisasi atau suatu teori yang benar, pencarian data, dan uji kebenaran generalisasi atau suatu teori tersebut. Pada pengolahan pesan secara induktif kegiatan bermula dari adanya fakta atau peristiwa khusus, penyusunan konsep-konsep. Dalam usaha pembelajaran guru dapat menggunakan pengolahan pesan secara deduktif atau induktif tergantung pada karakteristik bidang studinya

F. Peran Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaran yaitu membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Selain itu, menurut Djamarah (2000: 43-48) bahwa tugas dan tanggung jawab guru atau lebih luasnya pendidik adalah sebagai:
a) Korektor, yaitu pendidik bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk, koreksi atau penilaian yang dilakukan bersifat menyeluruh dari segi  kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menerima pelajaran. Ada yang mempunyai kemampuan baik di bidang kognitif tetapi kurang pada afektifnya, ada pula yang baik pada psikomotorik namun kurang pada kognitifnya, dan berbagai macam perbedaan peserta didik yang lain. Oleh karena itu, dalam memberikan penilaian, hendaknya pendidik tidak hanya memberikan penilaian dari satu aspek saja.
b) Inspirator, yaitu pendidik menjadi inspirator atau ilham bagi kemajuan belajar siswa atau mahasiswa, petunjuk bagaimana cara belajar yang baik, serta member masukan dalam menyelesaikan masalah lainnya.
c) Informator, yaitu pendidik harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan peserta didik yang dibekali pengetahuan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka peserta didik tersebut akan memiliki daya saing yang tinggi. Sehingga peserta didik tidak akan tertinggal di era global ini.
d) Organisator, yaitu pendidik harus mampu mengelola kegiatan akademik (belajar), hingga tercipta kegiatan pembelajaran yang tertib dan menyenangkan.
Motivator, yaitu pendidik harus mampu mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif belajar. Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.

G. Prinsip Belajar Dan Pembelajaran
Ada banyak sekali teorti dan prinsip belajar yang dikemukakan olehh para ahli yang satu dengan yang  lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan cara mengajarnya. Adapun prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran yaitu : 
a. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajr pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Barliner, 1984 : 335). Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil (Gage dan Barliner, 1984 : 372). 
“Motivation is the concept we use when describe the force action on or within organism to initiate and direct behavior””. Demikian menurut H.L Petri (Petri, Herbert L, 1983:3). Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai dan keterampian.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain, dari guru, orang tua, teman dan sebaginya. Motivasi juga dibedakan atas motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh, seorang siswa yang dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya. Sedangkan Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyertanya, sebagai contoh, siswa belajar dengan sungguh-sungguh bukan disebabkan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau mendapatkan ijazah. Naik kelas dan mendapatkan ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar.
b. Keaktifan 
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.
Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum “Law of exercise”-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam, mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai pada kegiatan psikis yang susah untuk kita amati. Kegiatan fisik dapat berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan maslaah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.
c. Keterlibatan Langsung / Berpengalaman
Dalam Belajar yang menggunakan pengalaman langsung, siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia juga harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. 
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh Jhon Dewey dengan “Learning by doing”. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Guru kapasitasnya hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.
Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan sebagai keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.
d. Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barang kali yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya pengamat, menanggap, mengingat, menghayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan mengadakan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.
e. Tantangan
Dari teori Medan yang dikemukakan oleh Kurt Lwewin, bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan tersebut dengan mempelajari bahan belajar tersebut.apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan yang baru pula, demikian seterusnya. 
Agar anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi oleh siswa dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung maslaah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep dan generalisasi tersebut.
Penggunaan metode eksperimen, inquiry, discovery juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif maupun negatif juga akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukum yang tidak menyenangkan.
f. Umpan Balik dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan umpan bailk dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditionong dari B.F. Skinner. Kalau pada teori Conditionong yang diberikan kondisi adalah stimulusnya, maka pada Operant Conditioning yang diperkuat adalah responsnya. Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil, apalagi hasil yang baik, akan merupakan umpan balik  yang menyenangkan dan berpengaruh baik untuk usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar itu menurut B.F. Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif ataupun negatif dapat memperkuat belajar (Gage dan Barliner, 1984:272).Sebagai contoh siswa yang belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan, maka nilai yang baik akan mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Sebaliknya, anak yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas. Karena takut tidak naik kelas, maka anak tersebut terdorong untuk belajar lebih giat lagi. Dalam hal ini nilai buruk dan rasa takut akan mendorong anak tersebut untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut dengan penguatan negatif dan di sini siswa mencoba untuk menghindar dari peristiwa yang tidak menyenangkan. Format sajian dapat berupa tagnya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan, dan sebagainya merupakan cara belajar terjadinya umpan balik dan penguatan. 
g. Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya.
Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individu. Umumnya proses pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan yang rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.
Pembelajaran yang klasikal yang mengabaikan perbedaan individu dapat diperbaiki dengan berbagai cara. Antara lain dengan penggunaan metode atau strategi belajar mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani. Juga penggunaan media instruksional akan membantu melayani perbedaan-perbedaan siswa dalam cara belajar. Usaha lain untuk memperbaiki pembelajaran klasikal adalah dengan memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa yang pandai, dan memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak yang kurang. Disamping itu dalam memberikan tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa, sehingga bagi siswa yang pandai, sedang, maupun kurang akan merasakan berhasil dalam di dalam pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas, kami dapat menarik kesimpulan antara lain :
• Bahwa Belajar Merupakan Tindakan dan Perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
• Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu tidak boleh sembarangan. 
• Proses Mengajar harus dijalankan sesuai dengan prinsip yang ada sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang di nginkan bersama

B. Saran
Dalam melaksanakan Proses Belajar dan Mengajar di kelas, sebaiknya sebagai calon pendidik, kita harus bisa menjelaskan prinsip belajar, menerapkannya dalam upaya meningkatkan kualitas kita sebagai calon pendidik dan juga menciptakan suasana yang akan menjadikan siswa lebih nyaman dalam menerima bahan ajar yang akan kita berikan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Dimyanti, Dr dan Mudjiono, Drs . Belajar dan Pembelajaran. 2002 Rineka Cipta & Departemen Pendidikan & Kebudayaan.
Saifuddin Iskandar, DR, M.Pd,  Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran. 2008 Universitas Samawa
http://makalahbelajardanpembelajaran.blogspot.com/
3

TELEVISI DAN INTERNET DALAM PENDIDIKAN MENUJU ERA GLOBALISASI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masuknya Globalisasi selain melalui bangsa asing sendiri yang hijrah ke suatu Negara adalah salah satunya melalui Media. Media adalah sarana terbesar yang menjadi kendaraan bagi masuknya era serta dampak globalisasi. Media yang dimaksud adalah televisi, Internet, majalah serta bermacam-macam teknologi komunikasi yang umumnya digunakan oleh masyarakat Indonesia saat ini. Seiring berkembangnya kecanggihan teknologi media maka semakin mudahlah pengaruh dari Globalisasi dapat masuk dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan, anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Seiring degan berkembangnya zaman, teknologi media informasi selain memiliki tingkat kecanggihan yang tinggi juga memilki kemudahan dalam pengaksesannya, sehingga tidak heran jika anak-anak pun dapat dengan mudah menikmati berbagai informasi dari teknologi media. Inilah mengapa media seringkali disebut sebagai kendaraan globalisasi, karena melalui media lah beragam informasi dari berbagai penjuru dunia dapat masuk ke suatu Negara. Di Indonesia, melalui televisi nasional kita dapat melihat berbagai tayangan asing. Dari acara talk show, ajang pencarian bakat hingga fim-film asing tersiar di setiap stasiun televisi. 
Televisi adalah media informasi yang paling bayak dimiliki oleh masyarakat Indonesia ssat ini. Di setiap keluarga, minimal terdapat satu unit televisi, sehingga tidak aneh jika tayangan di televisi dapat menghipnotis pikiran , menanamkan serta mengubah persepsi ke dalam pikiran seseorang. Belum lagi media-media informasi lain seperti majalah serta internet yang juga mulai marak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Banyaknya majalah-majalah asing yang masuk ke Indonesia secara perlahan tapi pasti akan menggantikan kebudayaan dan cara berpikir dari budaya lokal dengan budaya asing. Hal ini tidak sepenuhnya buruk karena dari budaya asing tersebut masyarakat Indonesia dapat belajar untuk lebih menghargai waktu, disiplin, mandiri, dll yang jelas kurang dimiliki oleh budaya bangsa lokal. Sayangnya dengan beragam majalah asing yang masuk dampak yang terjadi adalah tingginya tingakat konsumerisme masyarakat, gaya hidup hedonistic yang semakin lumrah, serta minimnya gaya berbusana wanita Indonesia.
Televisi adalah media paling utama yang dapat diakses, dinikmati, dan mudah terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta senantiasa menjadi populer di belahan dunia berkembang.
Televisi adalah bagian dari “prakondisi dan konstruksi selektif pengetahuan sosial, pembayangan sosial, yang digunakan untuk memersepsi ‘dunia-dunia’,’realitas’ kehidupan orang lain, dan secara imajiner merekonstruksi hidup kita dan mereka menjadi semacam ‘keseluruhan dunia’ (‘worl of the whole’) yang masuk akal bagi kita” (Hall dalam Chris Barker, 2005 : 341).
Televisi perlu dipahami secara kultural dan ekonomi dalam hal teks-teks (program) dan pola-pola maknanya, relasi antara teks dan pemirsa, politik ekonomi (komoditas industri). Oleh karena itu perlu adanya pendekatan multiperspektif untuk memahami televisi yang telah memproduksi teks budaya dan membawa pengaruh signifikan terhadap life style masyarakat kontemporer, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Kecanggihan dalam media informasi internet, telah membuat masyarakat di seluruh dunia dapat mengakses dan saling bertukar informasi dengan cepat. Apa yang sedang terjadi di belahan dunia manapun dapat dengan cepat tersaji di depan layar, kecanggihan inipun disambut baik oleh masyarakat Indonesia. Hampir 50% masyarakat Indonesia dapat mengakses Internet. Menurut Nielsen 19 persen penduduk Indonesia menggunakan internet dari rumah, sementara 22 persen online dari kantor dan 14 persen dari lembaga pendidikan. Seharusnya dengan tingkat kemelekan teknologi yang tinggi ini, bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang berpengetahuan luas karena banyaknya informasi yang bisa didapatkan melalui penggunaan Internet, Namun, yang terjadi di Indonesia adalah internet seringkali disalahgunakan sehingga akhirnya informasi yang didapatkan lebih mengacu pada kesenangan semata. Sehingga tidak heran jika kasus seks bebas serta kejahatan internet marak terjadi dewasa ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Televisi?
2. Apa saja Langkah Pemanfaatan Televisi dalam Dunia Pendidikan?
3. Apa saja Kelebihan dan juga Kekurangan dalam menggunakan Televisi di Dunia Pendidikan?
4. Apa pengertian Internet?
5. Apa saja Langkah Pemanfaatan Internet dalam Dunia Pendidikan?
6. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan dalam menggunakan Televisi di Dunia Pendidikan?
7. Bagaimana Menyikapi Berbagai Dampak Penggunaan Televisi Internet?

C. Tujuan Penulis
Tujuan utama dalam meyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester yang mana tugas ini diberikan kepada kelompok perempuan semester enam. Selain itu, dengan menyusun makalah ini kami sebagai calon pendidik dapat mengetahui apasaja hal-hal yang bersangkutan mengenai Televisi dan juga Internet dalam Dunia Pendidikan. Mulai dari pengertiannya, kelebihan serta kekurangannya, hingga ke langkah pemanfaatan Televisi dan Internet, dsb. Dan kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat.





BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Televisi
Kata televisi berasal dari  bahasa inggris yaitu television yang berarti menyiarkan gambar dengan gelombang radio.  Televisi adalah pesawat sistem penyiaran gambar objek yang bergerak  disertai dengan bunyi suara melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat  untuk  mengubah cahaya bentuk gambar dan bunyi suara menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran petunjukan, berita dan sejenisnya. Televisi dapat dapat diartikan juga tele=jauh, vision=penglihatan. Jadi televisi berarti suatu alat atau benda yang dapat digunakan untuk menangkap objek gambar dan suara yang datang dari jarak jauh dan dapat dilihat dengan indra mata dan didengar dengan indra telingga.
Adapun pengertian dari Televisi Pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur, tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu ia memiliki ciri-ciri sebagai berikiut:
✓ Dituntun oleh instruktur. Seorang guru atau instruktur menuntun siswa melalui pengalaman-penglaman visual.
✓ Sistemetis. Siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yan terencana.
✓ Teratur dan berurutan. Siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya
✓ Terpadu. Siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboraturium, percobaan, menulis dan pemecahan masalah.


B. Langkah Pemanfaatan Televisi dalam Pendidikan
Televisi dikenal sebagai media yang sangat kaya yang mampu menyajikan beragam informasi dalam bentuk suara dan gambar secara bersamaan.Keunggulan media televisi yang ditemukan pada tahun 1926 ini dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, baik pendidikan yang bersifat konvensional maupun pendidikan jarak jauh.
Televisi sebagai media pembelajaran mengandung beberapa keuntungan antara lain:
a. Dapat Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.
b. Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai negara.
c. Dapat menciptakan kembali masa lampau.
d. Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.
e. Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat.
f. Menarik minat anak.
g. Dapat melatih guru, baik alam pre-service maupun dalam inservise training
h. Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian mereka terhadap sekolah.

Didalam bukunya Media Pengajaran, Arsyad Azhar mengemukakan manftaat dari dari media televise adalah sebagai berikut :
✓ Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, obyek, spesimen dan drama.
✓ Televisi dapat menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
✓ Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dan ke kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa melalui penyiaran langsung atau rekaman.
✓ Televisi dapat memberikan kepada peluang untuk melihat dan mendengar diri sendiri.
✓ Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa-siswa usia dan tingkatan yang berbeda-beda.
✓ Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia nyata, misalnya ekspresi wajah,, detal operation, dan lain-lain.
✓ Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa, misalnya dengan merekam siaran pelajaran yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus melakukan hal itu lagi. Disamping itu televisi merupakan cara yang ekonomis untuk menjangkau sejumlah besar siswa pada lokasi yang berbeda-beda untuk penyajian yang bersamaan.
✓ Televisi dapat menambah pengetahuan guru dalam hal mengajar.

Televisi yang berarti media ini dapat gunakan dalam berbagai mata pelajaran, dalam hal ini Pendidikan Agama Islam. Contoh : Siswa menyaksikan berita kriminal misalnya, kemudian mereka mendiskusikan bagaimana hukum mencuri, membunuh dan lain sebagainya.
Penerapan teknologi pendidikan dengan media memang tidak terlepas dari maksud dan tujuan maupun sasaran yang ingin dicapainya yang diharapkan akanmempunyai nilai lebih bila dilihat darti manfaat nilai sosialnya. Beberapa contoh penerapan media dalam pendidikan misalnya China. Disana ada proyek yang disebut Universitas Televisi China (UTC) atau The Chinese Television University yang didirikan pada tahun 1979 dengan media televisi, buku teks, buku latihan dan buku pedoman guru yang berpusat di packing.
Tujuan didirikannya UTC untuk mengisi kebutuhan tenaga muda tingkat pendidikan fungsi yang mempunyai kemampuan teknis untuk bekerja di kantor-kantor dalam penyelenggaraan program utama. UTC pusat bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengadakan siaran-siaran televisi ke khalayak setempat dan menyediakan tutor serta ruangan belajar yang biasanya dari kantor-kantor ataupun perusahaan.

C. Kelebihan dan Kekurangan Televisi sebagai Media Peendidikan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui program televisi untuk berbagai mata pelajaran dapat menguasai mata pelajaran tersebut sama seperti mereka yang mempelajarinya melalui tatap muka dengan guru kelas. Meskipun televisi memiliki berbagi kelebihan dalam menyampaikan pesan dan materi pelajaran, televisi juga mempunyai kelemahan.
Kelebihan Televisidiantaranya :
a. Kelebihan TV sebagai media masa pendidikan.
Setiap media alat, pasti mempunyai karakteristik tertentudiantaranya :
✓ Televisi merupakan alat yang digunakan dalam pendidikan, mempunyai daya serap tinggi, sehingga program acara yang ditayangkan jika untuk kepentingan pendidikan haruslah selektif . Jika tidak mendapat pengawasan ketat, maka peserta didik akan terbawa  arus pada nilai-nilai budaya yang menyesatkan, sehingga tujuan pendidikan yang mengacu pada pembentukan budi pekerti luhur tidak akan tercapai.
✓ Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, obyek, specimen dan drama.
✓ Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
✓ Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dan ke kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat dan peristiwa-peristiwa melalui penyiaran langsung atau rekaman.
✓ Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengar diri sendiri.
✓ Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
✓ Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh dala dunia nyata.
✓ Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa, misalnya dengan merekam siaran pelajaran yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus melakukan proses itu kembali. Disamping itu, televise merupakan cara yang ekonomis untuk menjangkau sejumlah besar siswa pada lokasi yang berbeda-beda untuk penyajian yangbersamaan.
Inilah termasuk dari dampak positif globalisasi, televisi bisa menjadi media pendidikan yang efektif.

b. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan TV sebagai media pendidikan antara lain:
✓ Guru dan siswa (peserta didik) dapat secara langgsung melihat gambar  objek yang nyata secara audio-visual, seolah-olah dapat berkomunikasi langsung dengan objek yang dilihatnya.
✓ Guru dan siswa secara langsung dapat melihat latar kehidupan tokoh-tokoh atau orang-orang yang terlibat dalam tayangan program yang sudah ditujukan oleh perancang program TV.
✓ Guru dan siswa dapat menentukan dan memilih program acara yang sesuai dengan bahan pengajaran.
✓ Guru dan siswa dapat belajar secara efektif dari program acara yang dikemas oleh pengelola TV.
✓ Secara umum program TV dapat disebarkan dalam kapasitas pemirsa yang lebih luas.
Antara lain dengan sifatnya yang audio visual, yang mampu menyebarluaskan informasasinya secara langsung. Kalau peristiwa atau kejadian disiarkan secara langsung, sebagai media masa akan sanggat menguntungkan ,karena faktor kecepatan dan ketetapan dalam menyampaikan informasi atau pesan sangat diutamakan. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa media masa televisi tidak mempunyai kelemahan.
Kekurangan Televisidiantaranya :
✓ Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
✓ Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
✓ Guru tidak punya kesempatan untu merevisi film sebelum disiarkan.
✓ Layar pesawat televisi tidak mempu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa untuk emlihat secara rinci gambar-gambar yang disiarkan.
✓ Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak mempunyai hubungan pribadi dengan guru dan siswa bisa jadi bersikap pasif selama penayangan.
Dari segi keefektifan program TV, yang dapat dikemas untuk digunakn sebagai media pembelajarn, demi percepatan kemajuan pendidikan nasional, maka program tayang yang dirancang haruslah lebih banyak berorientasi pada proses pembelajaran pemirsanya. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan oleh menteri pendidikan Nasional, untuk selalu proaktiv dalam menentukan rancangan program TV-TV seluruh indonesia, baik TV pemerintah maupun TV swasta.Televisi sebagai media pembelajaran tperistiwa yang sebenarnya.
Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai negara.
Dapat menciptakan kembali masalampau. Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.
Banyak mempergunakan sumber-sumbermasyarakat. Menarik minat anak. Dapat melatih guru, baik alam pre-service maupun dalam incervise training. Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian mereka terhadap sekolah.
D. Pengertian Internet
Internet sendiri berasal dari kata interconnection-networking, merupakan sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Manakala Internet (huruf ‘I’ besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.
Sedangkan pengertian internet menurut segi ilmu pengetahuan, internet adalah sebuah perpustakaan besar yang didalamnya terdapat jutaan (bahkan milyaran) informasi atau data yang dapat berupa teks, grafik, audio maupun animasi dan lain lain dalam bentuk media elektronik. Semua orang bisa berkunjung ke perpustakaan tersebut kapan saja serta dari mana saja, jika dilihat dari segi komunikasi, internet adalah sarana yang sangat efektif dan efesien untuk melakukan pertukaran informasi jarak jauh maupun jarak dekat, seperti di dalam lingkungan perkantoran, tempat pendidikan, atapun instansi terkait.

E. Langkah Pemanfaatan Internet dalam Pendidikan
Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan bahwa dengan media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat dan karakteristik Internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain telah dipergunakan sebelumnya seperti radio, televisi, CD-ROM Interkatif dan lain-lain.
Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses belajar mengajar di sekolah, internet harus mampu memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif antara guru dengan siswa sebagaimana yang dipersyaratkan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kondisi yang harus mampu didukung oleh internet tersebut terutama berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan, yang kalau dijabarkan secara sederhana, bisa diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas tersebut
Strategi pembelajaran yang meliputi pengajaran, diskusi, membaca, penugasan, presentasi dan evaluasi, secara umum keterlaksanaannya tergantung dari satu atau lebih dari tiga mode dasar dialog/ komunikasi sebagai berikut : 
dialog/komunikasi antara guru dengan siswa.
dialog/komunikasi antara siswa dengan sumber belajar.
dialog/komunikasi di antara siswa.
Apabila ketiga aspek tersebut bisa diselenggarakan dengan komposisi yang serasi, maka diharapkan akan terjadi proses pembelajaran yang optimal. Para pakar pendidikan menyatakan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan dari pembelajaran sangat ditentukan oleh keseimbangan antara ketiga aspek tersebut.
Berbagai situs internet yang dapat membantu siswa mencari referensi atau sumber sebagai rujukan ketika siswa mendapatkan tugas dari guru dapat dicari melalui internet. Diantara situs yang dapat digunakan seperti www.google.co.id yang mampu mencari berbagai sumber tulisan dengan menuliskan katalog tema tugas tersebut. Dan dewasa ini internet dapat diakses melalui handphone berfitur GPRS yang cukup murah tanpa harus pergi ke warung internet. Sehingga dengan mudah dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugas dengan cepat dan baik.
Ada tiga bentuk sistem pembelajaran melalui Internet yang layak dipertimbangkan sebagai dasar pengembangan sistem pembelajaran dengan mendayagunakan internet yaitu: (1) Web Course, (2) Web Centric Course, dan (3; Web Enhanced Course.
(1) Web Course.
Ialah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, di mana seluruh bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Siswa dan guru sepenuhnya terpisah, namun hubungan atau komunikasi antara peserta didik dengan pengajar bisa dilakukan setiap saat. Komunikasi lebih banyak dilakukan secara ansynchronous daripada secara synchronous. Bentuk web course ini tidak memerlukan adanya kegiatan tatap muka baik untuk keperluan pembelajaran maupun evaluasi dan ujian, karena semua proses belajar mengajar sepenuhnya dilakukan melalui penggunaan fasilitas internet seperti e-mail, chat rooms, bulletin board dan online conference.
Disamping itu sistem ini biasanya juga dilengkapi dengan berbagai sumber belajar (digital), baik yang dikembangkan sendiri maupun dengan menggunakan berbagai sumber belajar dengan jalan membuat hubungan (link) ke berbagai sumber belajar yang sudah tersedia di internet, seperti database statistic berita dan informasi, e-book, perpustakaan elektronik dll.
Bentuk pembelajaran model ini biasanya dipergunakan untuk keperluan pendidikan jarak jauh (distance education/learning). Aplikasi bentuk ini antara lain virtual campus/university, ataupun lembaga pelatihan yang menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang bisa diikuti secara jarak jauh dan setelah lulus ujian akan diberikan sertifikat.
(2) Web Centric Course
Pemanfaatan sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka. Walaupun dalam proses belajarnya sebagian dilakukan dengan tatap muka yang biasanya berupa tutorial, tetapi prosentase tatap muka tetap lebih kecil dibandingkan dengan prosentase proses belajar melalui internet.
Dengan bentuk ini maka pusat kegiatan belajar bergeser dari kegiatan kelas menjadi kegiatan melalui internet Sama dengan bentuk web course, siswa dan guru sepenuhnya terpisah tetapi pada waktu-waktu yang telah ditetapkan mereka bertatap muka, baik di sekolah ataupun di tempat-tempat yang telah ditentukan. Penerapan bentuk ini sebagaimana yang dilakukan pada perguruan tinggi-perguruan tinggi yang menyiapkan sistem belajar secara off campus.
(3) Web Enhanced Course
Yaitu pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama Web lite course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas. 
Peranan internet di sini adalah untuk menyediakan sumber-sumber yang sangat kaya dengan memberikan alamat-alamat atau membuat hubungan (link) ke berbagai sumber belajar yang sesuai yang bisa diakses secara online, untuk meningkatkan kuantitas dan memperluas kesempatan berkomunikasi antara pengajar dengan peserta didik secara timbal balik. Dialog atau komunikasi tersebut adalah untuk keperluan berdiskusi, berkonsultasi, maupun untuk bekerja secara kelompok. Komunikasi timbal balik bisa dilakukan antara siswa dengan siswa, siswa dengan teman di luar kelas/sekolah, siswa dengan kelompok, siswa dengan guru maupun guru dengan siswa atau dengan kelompok.

F. Kelebihan dan kekurangan Internet
Pemanfaatan internet bagi bidang pendidikan saat ini bukanlah hal yang langka terjadi. Berbagai lembaga pendidikan kini telah bertransformasi ke media internet untuk memaksimalkan segala kemampuan yang mereka miliki. 

Kelebihan internet Dalam Dunia Pendidikanialah :
✓ Dengan internet, kini seorang siswa bisa belajar melalui sistem pembelajaran jarak jauh. Bahkan seorang siswa masih bisa mengikuti berbagai mata pelajaran yang telah diajarkan disekolah meski sedang berada di luar negeri sekalipun, misalnya. 
✓ Semakin mudahnya seorang pelajar untuk bisa mencari berbagai program beasiswa yang diadakan diseluruh dunia melalui internet. 
✓ Siswa mudah mencari bahan untuk mengembangkan ilmu mereka. 
✓ Seorang guru atau pengajar dapat dengan mudah memberi tugas pelajaran melalui sebuah website. 
✓ Lembaga pendidikan atau guru dapat dengan mudah memberikan pengumuman kepada siswanya melalui sarana internet. Akses ke sumber informasi.
Sebelum adanya Internet, masalah utama yang dihadapi oleh pendidikan (di seluruh dunia) adalah akses kepada sumber informasi. Perpustakaan yang konvensional merupakan sumber informasi yang sayangnya tidak murah. Buku-buku dan journal harus dibeli dengan harga mahal. Pengelolaan yang baik juga tidak mudah. Sehingga akibatnya banyak tempat di berbagai lokasi di dunia (termasuk di dunia Barat) yang tidak memiliki perpustakaan yang lengkap. Adanya Internet memungkinkan mengakses kepada sumber informasi yang mulai tersedia banyak. Dengan kata lain, masalah akses semestinya bukan menjadi masalah lagi.
✓ Internet dapat dianggap sebagai sumber informasi yang sangat besar. Bidang apa pun yang anda minati, pasti ada informasi di Internet. Contoh-contoh sumber informasi yang tersedia secara online antara lain: LibraryOnline JournalOnline courses. MIT mulai membuka semua materi kuliahnya di Internet.
✓ Di Indonesia, masalah kelangkaan sumber informasi konvensional (perpustakaan) lebih berat dibanding dengan tempat lain. Adanya Internet merupakan salah satu solusi pamungkas untuk mengatasi masalah ini.
✓ Akses ke pakarInternet menghilangkan batas ruang dan waktu sehingga memungkinan seorang siswa berkomunikasi dengan pakar di tempat lain. Seorang siswa di Makassar dapat berkonsultasi dengan dosen di Bandung atau bahkan di Palo Alto, Amerika Serikat.
✓ Media kerjasamaKolaborasi atau kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan dapat terjadi dengan lebih mudah, efisien, dan lebih murah.
Kekurangan internet Dalam dunia pendidikan, diantaranya :
✓ Banyak siswa yang menjiplak karya orang lainuntuk diakui sebagai karyanya didepan pengajarnya. 
✓ Sering disalah gunakan siswa untuk mengakses hal yang tak berhubungan dengan pendidikan, yang bisa membuat pelajaran terbengkalai. Seperti misalnya chatingan, game atau situs dewasa.
✓ Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar-siswa itu sendiri.
✓ Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
✓ Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis / komersial.
✓ Berubahnya peran guru dari semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
✓ Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
✓ Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer)
✓ Kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki keterampilan soal-soal internet,
✓ Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

Adapun permasalahan Internet dalam pendidikankini, menjadi sebuah pertanyaan bagi kita yang berkecimpung dalam dunia pendidikan dalam hal ini mahasiswa mengapa kita belum banyak menggunakan Internet untuk keperluan pendidikan di Indonesia. Ada beberapa alasan, dimana sebagian akan diungkapkan pada bagian-bagian di bawah ini.
✓ Kurangnya penguasaan bahasa Inggris
Suka atau tidak suka, sebagian besar informasi di Internet tersedia dalam bahasa Inggris. Penguasaan bahasa Inggris menjadi salah satu keunggulan (advantage).
✓ Kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia
Kita sadari bahwa tidak semua orang Indonesia akan belajar bahasa Inggris. Untuk itu sumber informasi dalam bahasa Indonesia harus tersedia. Saat ini belum banyak sumber informasi pendidikan yang tersedia dalam bahasa Indonesia. Konsep berbagi (sharring), misalnya dengan membuat materi-materi pendidikan di Internet, belum merasuk. Inisiatif langka seperti ini sudah ada namun masih kurang banyak.
✓ Akses Internet masih mahal
Meskipun sudah tersedia, akses ke Internet masih mahal. Namun hal ini diharapkan akan menjadi lebih murah di masa yang akan datang. Diharapkan akselerasi penurunan harga menjadi fokus utama dari Pemerintah. Mekanisme lain adalah adanya subsidi dari pemerintah untuk institusi pendidikan.
✓ Akses Internet masih susah diperoleh
Beberapa daerah di Indonesia masih belum memiliki jalur telepon yang dapat digunakan untuk mengakses Internet.
✓ Guru belum siap
Guru di Indonesia masih belum siap untuk menggunakan Internet sebagai bagian dari pengajarannya. Padahal guru merupakan salah satu pengguna yang dapat memanfaatkan Internet sebaik-baiknya. Salah satu contohnya adalah mencari soal-soal latihan untuk kelasnya. Jika setiap guru di Indonesia membuat dua soal dan menyimpannya di Internet, maka akan ada ribuan bahkan bisa jutaan soal yang dapat digunakan untuk latihan di kelas.
G. Menyikapi Berbagai Dampak Penggunaan Televisi dan Internet
Membahas pertanyaan dari berbagai kalangan yang mempersoalkan manfaat dan kegunaan internet khususnya bagi pendidikan, sangat menarik. Sebab isu itu dari sebagian kalangan yang mengedepankan fokus negative terutama kemungkinan mudahnya akses situs-situs yang kurang baikNamun dengan adanya perkembangan masyarakat, isu atau pertanyaan yang ada mulai bergeser pada manfaat yang bisa diperoleh melalui internet. Bahkan terakhir (pemilu 1999), kita teah menggunakan internet untuk proses berdemokrasi berbangsa dan bernegara.
Dalam era informasi yang kian deras tentunya kita dituntut untuk menguasai teknologi. Efisiensi dan kecepatan saat ini merupakan faktor dominan dalam melakukan aktivitas. Tak pelak lagi internet merupakan suatu budaya yang mampu mengubah dunia. Untuk itu kita sebaiknya mempergunakannya untuk hal-hal yang positif saja, karena jika tidak kita akan terlibas oleh mental kita sendiri. 

Di bawah ini adalah beberapa cara yang dapat digunakan dalam menyikapi berbagai dampak Internet :
1. Menumbuhkan kesadaran dalam setiap diri dan berupaya memenuhi kewajiban sebagai pelajar.
2. Menggunakan Internet dengan tujuan mencari informasi yang positif.
3. Memahami lebih dalam mengenai pengoperasian Internet agar tidak tersesat saat menjelajah dunia maya.
4. Menjauhi hal-hal yang menyimpang dan tidak mencoba-coba.
5. Saling mengingatkan dan menasihati dalam kebenaran.
6. Mengajarkan moral dan etika yang baik pada peserta didik.
7. Memberi motivasi mengenai pola kepribadian yang baik.
8. Memberitahu situs-situs yang menarik dan layak dikunjungi peserta didik.
9. Kehadiran orangtua sebagai pengawas saat anak menjelajah Internet.
10. Bentuk ketegasan pemerintah mengatasi penyalahgunaan Internet dengan mencontoh beberapa Negara seperti Cina dan Singapura yang telah menerapkan kebijakan memblokir situs-situs yang dianggap tidak pantas.


Internet untuk Keberhasilan Pendidikan di Era Globalisasi


Dapat kita liihat dibawah ini bahwa jumlah dan proyeksi jumlah pengguna internet di dunia, menurut eMarketer ; Indonesia berada di peringkat ke-6 di dunia

Pada 2017, e-Marketer memperkirakan, jumlah netter Indonesia bakal mencapai 112 juta orang, mengalahkan Jepang pada peringkat ke-5, yang pertumbuhan jumlah pengguna internetnya lebih lamban.
Secara keseluruhan, jumlah pengguna internet di seluruh dunia diproyeksikan bakal mencapai 3 miliar orang pada 2015. Tiga tahun setelahnya, pada 2018, diperkirakan sebanyak 3,6 miliar manusia di bumi bakal mengakses internet, setidaknya sekali tiap satu bulan.
Menghindari globalisasi sebagai proses alami ataupun menghilangkan sama sekali dampak negatif globalisasi itu barangkali tidak mungkin.  Mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap, kita harus menghadapi globalisasi ini dan menerima segala dampaknya, negatif maupun positif.
Kemudian, Bagaimana kita dapat memanfaatkan semaksimal mungkin dampak positif (peluang) globalisasi itu dan meminimalkan dampak negatif (ancaman) nya.  Kalau pertanyaan itu diarahkan kepada kita para pengelola lembaga pendidikan Islam ini, maka pertanyaan itu akan menjadi: Bagaimana lembaga pendidikan kita dapat menyiapkan lulusan yang akan bisa survive dalam era globalisasi ini, tetap dapat memainkan peranan penting dalam kehidupan global tanpa kehilangan jati dirinya sebagai muslim Indonesia.
Karena, pendidikan adalah “usaha sadar suatu bangsa untuk membentuk generasi mudanya agar menjadi manusia sesuai yang dia idam-idamkan”, maka tantangan yang dihadapkan oleh globalisasi kepada pendidikan nasional adalah: mampukah pendidikan nasional menghasilkan manusia-manusia Indonesia yang berkualitas sehingga mampu memenangkan persaingan antar bangsa (atau setidaknya survive) dalam era globalisasi itu?
Oleh karena itu, diperlukan langkah prevensi yang antisipatif terhadap segala kemungkinan yang timbul dari perkembangan teknologi. Salah satunya adalah membantu menyelenggarakan proses pendidikan, menyediakan informasi, hobi juga rekreasi melalui perpustakaan. Teknologi sekarang sangatlah canggih, namun budaya yang mengiringi perkembangannya tidak lantas seluruhnya berdampak baik, sehingga banyak sumber belajar yang tersedia seperti perpustakan, museum, dsb sudah semakin sepi. Dengan demikian, melestarikan budaya bangsa, budaya membaca adalah salah satu kunci peran terbesar keberhasilan pendidikan suatu bangsa.

BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Televisi dan internet merupakan salah satu produk teknologi yang dapat membantkita meningkatkan taraf hidup melalui pendidikan. Medium televisi dan internet tidak diciptakan khusus untuk pendidikan. Melainkan diusahakan pemanfaatannya dalam pendidikan.
Televisi dan internet, keduanya merupakan media pendidikan yang hadir karena perkembangan zaman dab berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.Dan juga mampu membuka isolasi masyarakat tradisional yang sifatnya tertutup menjadi masyarakat yang terbuka, yang mau melakukan hubungan timbale balik dengan Negara lain, dan mau menerima kemajuan serta modernisasi dari luar, dapat menunjukan nilai-nilai luhur budaya yang menjadi  identitas bangsanya dan televise sebagai alat komunikasi pembangunan.
Bagi dunia pendidikan, televisi dan internet mempunyai manfaat yang sangat besar sekali khususnya dalam mendidik masyarakat menuju tatanan perubahan sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu juga terdapat dampak negative yang akan timbul. Banyaknya hiburan, sajian-sajian yang kurang mendidikkekerasan yang ada, dapat menyebabkan anak meniru dan melakukan apa yang dilihatnya sehingga timbul hal-hal yang tidak diinginkan. Kita dapat menemukan berita apa saja yang kita inginkan dari internet bahkan hal-hal yang berbau pornografi mudah di akses asalkan tahu kata kuncinya. Jadi anak dalam mngkonsumsi acara-acara yang disajikan dalam televise hendaknya didampingi orang tua dan diarahkan ke hal-hal yang baik upaya anak tidak begitu saja meniru apa yang ia lihat.


B. Saran 
Dalam menghadapai banyak tantangan di era globalisasi ini, kita sebagai calon pendidik yang baik harus dapat menerima tantangan tersbut agar pendidikan ke peserta didik lebih berkembang, pendidikan bukan hanya monoton melalui kertas duduk didalam kelas, tapi banyak media-media yang sudah berkembang pesat untuk mengikuti jaman era globalisasi ini dengan menggunakan banyak teknologi. Maka dari itu sebagai pendidik ataupun calon pendidik harus mau membaca sebagai bahan referensi pengetahuan kita sebelum mengajarkannya kepada peserta didik kita.






























DAFTAR PUSTAKA


• Mansur, awadl, Dr. (1993). Manfaat Dan Mudarat Televisi, Fikahati Anska, Jakarta
• Maswan dkk, Teknologi Pendidikan Jilid 2,(Karsa Manunggal Indonesia, 2010)
• Azhar arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003)
• Usman, M. Basyirudin Asnawir, Media Pembelajarn, (Jakarta: ciputat press,2002)
• Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan: Pengertan, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, cet. 7.
• Drs.Darwanto,S.S, Televisi sebagai media pendidikan, jogjakarta=Pustaka pelajar, 2005. 
• Azhar arsyad, op. cit., 
• Vickyhttp://belajar-komputer-mu.com/Pengertian Internet secara Teknis dan ilmu Pengetahuan, diakses pada Rabu, 20 maret, 2013.
• Hardjito, “Internet Untuk Pembelajaran”, http://nayel.multiply.com/journal/item/11, 02/12/2009/16.02WIB.
• Budi Raharjo, “Internet Untuk Pendidikan”, budi.insan.co.id/articles/internet-pendidikan.doc 30/11/2009/12.14WIB.
1