Popular Posts

Wednesday, November 16, 2016

Makalah Sistem Pendidikan Islam

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dikalangan mayarakat manusia yang berbudaya masyarakat modern, sistem dan metode pendidikan yang digunakan setaraf dengan kebutuhan atau tuntutan aspirasinya. Sistem dan metode tersebut diorientasikan kepada efektivitas dan efesiensi. Pada masyarakat primitive mempergunakan sistem dan cara sederhana sesuai dengan tingkat pengetahuan mereka. Sistem mereka menitik beratkan pada pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari, tanpa antisipasi orientasi ke masa depan dan tanpa memikirkan efektivitas dan efesiensi. Sedangkan pada masyarakat yang telah menduduki tingkat hidup post-industrial, seperti masyarakat di beberapa Negara Barat atau di Negara Timur seperti Jepang. Proses pendidikan mereka dilaksanakan dalam sistem organisasi kelembagaan yang dikelola secara efektif dan efesien kearah tujuan yang ditetapkan. Orientasinya diarahkan kepada pengembangan ilmu dan teknologi canggih.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Dalam Islam, istilah pendidikan diyakini berasal dari bahasa Arab yaitu tarbiyah yang berbeda dengan kata ta’lîm yang berarti pengajaran atau teaching dalam bahasa Inggris. Kedua istilah (tarbiyah dan ta’lîm) berbeda pula dengan istilah ta’dzîb yang berarti pembentukan tindakan atau tatakrama yang sasarannya manusia[1]. Walaupun belum ada kesepakatan di antara para ahli, dalam kajian ini yang dimaksud pendidikan Islam adalah al-tarbiyah.
Islam sebagai agama wahyu, menuntut umat manusia yang berakal sehat walafiat untuk berusaha keras mendapatkan kesehteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat sesuai dengan petunjuk wahyu Tuhan. Agama islam yang ajarannya berorientasi kepada kesejahteraan duniawi-ukhrawi sebagai kesinambungan tujuan hidup manusia, meletakkan iman dan takwa kepada Allah SWT sebagai landasan kehidupan umat manusia.Salah satu sarana yang efektif untuk membina dan mengembangkan manusia dalam masyarakat adalah pendidikan yang teratur, berdaya guna dan berhasil guna. Pendidikan islam di negeri kita perlu diorganisasikan atau dikelola secara rapi, efektif, dan efesien melalui sistem dan metode yang tepat.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud definisi sistem pendidikan islam?
2. Apa Sistem Pendidikan Islam Dalam Hadits?
3. Apa Komponen Sistem Pendidikan ?
4. Apa Keistimewaan Sistem Pendidikan Islam ?
5. Apa Definisi Metode Pendidikan Islam ?
6. Apa Prinsip Metode PendidikaIslam ?
7. Apa Fungsi Pendidikan Islam ?
8. Bagaimana Sistem dan Metode Pendidikan Islam yang Seharusnya ?

C. Tujuan Penulisan
            Untuk mengetahui apa yang telah menjadi rumusan masalah.









BAB II
PEMBAHASAN


A.    Definisi Sistem Pendidikan Islam

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “sistema” yang artinya: suatu keseluruhan yang tersusun dari banyak bagian (whole compounded of several parts). Di antara bagian-bagian itu terdapat hubungan yang berlangsung secara teratur. Definisi sistem yang lain dikemukakan Anas Sudjana yang mengutip pendapat Johnson, Kost dan Rosenzweg sebagai berikut “Suatu sistem adalah suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks.”[2] Sedangkan Campbel menyatakan bahwa sistem itu merupakan himpunan komponen atau bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang masing-masing bekerja sendiri dalam fungsinya. Berkaitan dengan fungsi dari komponen lainnya yang secara terpadu bergerak menuju ke arah satu tujuan yang telah ditetapkan.
Sistem pendidikan adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan. Faktor atau unsur yang disistematisasikan adalah proses kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuannya.
Sistem pendidikan Islam merupakan usaha pengorganisasian proses kegiatan kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam. Ajaran yang berdasarkan atas pendekatan sistemik sehingga dalam pelaksanaan operasionalnya terdiri dari berbagai sub-subsistem dari jenjang pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi yang harus memiliki vertikalitas dalam kualitas keilmuan-pengetahuan dan teknologinya.[3]
Jadi, bisa disimpulkan bahwa Sistem pendidikan Islam  berasal dari tiga kata yaitu : sistem, pendidikan dan Islam. Sistem berasal dari bahasa inggris yaitu dari kata system yang berarti  susunan suatu cara atau pola yang berurutan tentang suatu hal. Dan pendidikan adalah suatu proses pemberian ajaran, bimbingan yang bereupa keilmuan. Sedangkan islam adalah agama yang di turunkan kepada Nabi Muhammad. Dari definisi-definisi di atas bisa kita rangkai bahwa sistem pendidikan Islam merupakan suatu cara dalam pemberian ilmu kepada murid tentang ilmu-ilmu Islam. Jadi di sini di tegaskan bahwa dalam sistem pendidikan Islam hanya membahas tentang tata cara pengajaran yang di ajarkan oleh Islam. Dari cara yang klasik hingga cara modern.[4]

B.     Sistem Pendidikan Islam Dalam Hadits
Sebagai landasan untuk tujuan yang benar-benar atas dasar keimanan dan ketakwaan, sudah selayaknya pendidikan Islam diupayakan dan diselenggarakan dengan maksud lillahi Ta’ala, karena dalam rangka mencari Ridlo Allah, sehingga banyak yang mengatakan bahwa mencari ilmu atau yang berjuang dalam keilmuan merupakan “jihad fi sabilillah, jadi para penyelenggara pendidikan harus mempunyai pilar kuat tentang keyakinan ini. Dengan demikian dibutuhkan landasan ideologis dan filosofis untuk membangun  pendidikan Islam, dengan merujuk kepada Al-Qur’an sebagaiman Abdurahman Mas’ud menyampaikan gagasanya “Ajaran Iqra  adalah satu seruan pencerahan intelektual yang telah terbukti dalam sejarah mampu mengubah peradaban manusia dari masa kegelapan.”[5]
Memahami pada dataran prakteknya memang sering dijumpai  hambatan dan rintangan, tapi  jika niat lurus dan niat beribadah itu telah tertanam maka hal sesulit apapun akan terasa mudah, sebagaimana para guru ngaji yang masih kental dengan tradisi-tradisi demikian, sehingga tak heran jika mereka mengajar santri-santrinya tanpa dibayar materi sedikitpun mereka tetap istiqamah, filsafat ikhlas seperti  ini merupakan ke-khasan dan kekayaan pendidikan Islam yang tidak terdapat pada gaya dan sistem pendidikan manapun didunia. yang mana dari dulu sistem pendidikan ini dilestarikan oleh para ulama dan cendekia muslim dalam mengajarkan Ilmunya dengan niat lillahi Ta’ala.
Merupakan suatu keharusan bahwa setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai tujuan harus mempunyai dasar sebagai tempat berpijak yang kuat, begitu juga dengan Pendidikan Islam, sebagai usaha untuk membentuk manusia yang berkepribadian baik harus mempunyai dasar sistemik yang baik dan benar-benar tepat sesuai asas-asas Islam. Dalam aktivitas Pendidikan Islam yang baik dalam penyusunan konsep teoritis maupun dalam pelaksanaan operasionalnya harus memiliki dasar kokoh berdasarkan ajaran-ajaran Islam. Hal ini dimaksudkan agar yang terlingkupi dalam pendidikan Islam mempunyai keteguhan dan keyakinan yang tegas sehingga prakteknya tidak kehilangan arah dan mudah dalam menanamkan visi dan misinya.
Pendidikan Islam merupakan media  untuk mempengaruhi orang lain ke arah kebaikan agar dapat hidup lebih baik sesuai ajaran Islam dan mentaati semua yang diperintahkan Allah dan menjauhi semua yang dilarang oleh Allah, dengan kesadaran insani yang tertanam kuat dengan aspek keilmuan, sehingga hasilnya bukan sekedar taat buta, tapi penghambaan yang berdasarkan keilmuan, semua yang dilakukan  dalam ruang lingkup peraturan Allah, sehingga dasar dari pendidikan Islam itu sendiri  tiada lain ialah sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits, hal ini sejalan dengan ungkapan yang dipaparkan oleh Ahmad Tafsir, beliau memberikan komentar tentang dasar pendidikan Islam dengan ungkapan “Karena pendidikan mempunyai posisi yang penting dalam kehidupan manusia maka wajarlah orang Islam menempatkan Al-Qur’an, Hadist dan akal sebagi dasarnya.”[6] Pendapat Ahmad Tafsir tersebut sangat logis, karena falsafah dan dasar dari pendidikan Islam, tiada lain Islam itu sendiri, untuk sedikit menggambarkan alasan kenapa Al-Qur’an dan Hadist menjadi landasan utama pendidikan Islam, dengan pertimbangan sebagai berikut:

·         Al-Quran
Dikarenakan landasan utama dan holistik ajaran Islam yaitu Al-Qur’an, maka dalam mengembangkan sayap pendidikan Islam harus bisa menerjemahkan wahyu Tuhan tersebut secara cerdas ke dalam bahasa manusia, agar Al-Qur’an bisa lebih kontekstual dengan keadaan zaman, karena Al-Qur’an memuat ajaran yang lengkap dalam berbagai aspek,[7] Sebagaimana para mufassir mengemukakan bahwa Al-Qur’an merupakan sumber ajaran yang tak lekang oleh waktu maka, dengan kata lain bahwa ajaran-ajaran yang termaktub  didalamnya sudah dipastikan memuat ajaran yang universal, kalaupun ada ayat-ayat yang sifatnya temporal itu harus bisa diterjemahkan secara subtantif. Sehingga pendidikan Islam seharusnya ketika mengalami kemunduran dan pudarnya sinergitas dalam dataran praktis harus dikembalikan kepada dasar pendidikan Islam yaitu asas-asas Islam sebagaimana yang digariskan Al-Qur’an, sebagaimana ungkapan HM.Arifin mengenai Al-Qur’an bahwa Al-Qur’an mengandung dan membawa nilai-nilai yang membudayakan manusia,hampir dua pertiga ayat-ayat Al-Qur’an mengandung motivasi kependidikan bagi umat manusia.[8]

·         Al-Hadits
Selain Al-Qur’an dalam Islam untuk menentukan hukum dan rujukan pola kehidupan juga menggunakan hadits  nabi, karena hadits dalam posisinya sebagai sumber kedua sekaligus bentuk tafsir dan penjelasan  terhadap Al-Qur’an. Terlebih dalam dataran praktek hadits lebih mempunyai kecenderungan aplikatif, karena unsur dalam hadits selain merupakan bagian dari wahyu juga bentuk responsibilitas terhadap persoalan yang muncul,karena hadist merupakan interpretasi dan rangkuman dari sosok agung dalam Islam, Nabi Muhammad SAW, sehingga dalam konsep pendidikan  Islam, hadits merupakan landasan filosofis dalam pengembangan sistematika pendidikan Islam, terlebih dalam  Hadits banyak sekali menekankan tentang akhlak dan pendidikan.
Seiring dengan kemajuan zaman dan perbedaan budaya, maka tuntutan dan persoalan umat menjadi rumit dan berkembang, sedang Al-Qur’an dan Hadist sudah tidak turun lagi untuk menjawab persoalan umat  sebagaimana pada masa kerasulan Muhammad SAW. Maka kita harus meyakini lebih dalamlagi bahwa Al-Qur’an dan Hadist merupakan sumber hukum yang tak terbatas waktu, kalaupun secara tekstual itu menunjukan hukum periodik namun secara prinsip  Al-Qur’an dan Hadist berlaku tanpa batas waktu,  ini  yang menuntut kecerdasan dan pemahaman untuk lebih memahami pesan dan hukum dari kedua sumber ajaran Islam tersebut, Sehingga pendidikan Islam selain tetap mengacu pada kedua sumber tersebut juga, tetap terbuka terhadap unsur lain dalam menentukan rujukan seperti halnya Ahmad Tafsir menambahkan Akal sebagai sumber filosofis pendidikan Islam.
Dengan demikian dasar-dasar Pendidikan Islam  paling tidak yaitu terdiri dari  Al-Qur’an, Sunah dan ijtihad, walaupun sebenarya ijtihad disini hanya pemahaman dan penerjemahan terhadap kedua sumber utama tersebut, namun seperti yang dijelaskan tadi  perlunya ijtihad digunakan karena semakin banyaknya permasalahan yang berkembang sekarang ini dalam bidang pendidikan, sehingga ijtihad bisa menjadi sumber lain dalam penyelenggaran pendidikan, karena diperlukannya pemikiran-pemikiran baru yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perlu adanya terobosan ilmiah sebagai penunjang dalam pengembangan Pendidikan Islam secara sistematis.
Pengembangan sistem pendidikan yang sistematis merupakan harapan mendasar untuk memperbaiki sistem pendidikan Islam saat ini. Jadi dengan pengembangan sistem pendidikan yang mengadopsi dari hal-hal baru yang baik merupakan suatu keharusan, dengan catatan sesuai dengan konsep dasar landasan pendidikan islam yaitu Al-Qur’an dan Hadis,karena dengan  membuka diri kepada sesuatu yang baru yang baik, sejalan dengan dialektika pendidikan. Karena pendidikan tidak hanya mengajarkan sejumlah pengetahuan, namun justru mengajarkan bagaimana suatu pengetahuan itu disusun dan ditemukan.[9]

C.    Komponen Sistem Pendidikan
untuk menghasilkan output dari sistem pendidikan yang bermutu, hal yang paling penting adalah bagaimana membuat semua komponen yang dimaksud berjalan dengan baik. Yang mana pendidik, sisawa, materi pendidikan, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan semuanya satu langkah menuju pencapaian tujuan pendidikan itu.
Komponen dalam sistem pendidikan ada 6, yaitu: tujuan, siswa, pendidik, isi/materi, situasi lingkungan, dan alat pendidikan.[10]

1.      Tujuan
Tujuan pendidikan  berfungsi sebagai arah yang ingin dituju dalam aktivitas pendidikan. Dengan adanya tujuan yang jelas, maka komponen-komponen pendidikan yang lain serta aktivitasnya senantiasa berpedoman kepada tujuan, sehingga efektivitas proses pendidikannya selalu diukur apakah dapat dan dalam rangka mencapai tujuan atau tidak.
Menurut al-Abrasyi, tujuan akhir pendidikan Islam adalah:[11]
a.       Pembinaan akhlak
b.      Menyiapkan peserta didik untuk hidup di dunia dan akhirat
c.       Penguasaan ilmu
d.      Keterampilan bekerja dalam masyarakat
                                                    
2.      Siswa
Siswa/peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Peserta didik dalam pendidikan Islam selalu terkait dengan pandangan Islam tentang hakikat manusia, yaitu makhluk yang memiliki dua dimensi (jasmanyiah dan ruhaniyah) yang didesaian dengan sebaik-baik model dan sekaligus fleksibel serta berpotensi tinggi untuk dikembangkan. Keutamaan lain yang diberikan Allah SWT adalah fitrah, yakni potensi manusiawi yang educable.[12]

3.      Pendidik
Secara umum, pendidik adalah orang yang mempunyai tanggung jawab untuk mendidik. Sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.[13]

4.      Materi/isi Pendidikan
Materi adalah bahan-bahan pelajaran yang disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan.[14]
Materi/isi pendidikan adalah segala sesuatu pesan yang disampaikan oleh pendidik kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat, terdapat syarat utama dalam pemilihan beban/materi pendidikan, yaitu: (a) materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan, (b) materi harus sesuai dengan kebutuhan siswa.[15]
Klasifikasi Ibnu Khaldun tentang ilmu-ilmu dasar pengetahuan Islam yang bersumber dari Al Qur’an meliputi sebagai berikut:[16]
a.       Ilmu pengetahuan filosofi dan intelektual, terdiri dari: logika, fisika, medis, pertanian, metafisika, serta ilmu yang berkaitan dengan kuantitas.
b.      Ilmu-ilmu pengetahuan yang disampaikan (transmitted sciences), terdiri dari: ilmu Al Qur’an, tafsir dan tajwid, ilmu hadis, ilmu fiqh, teologi (ilmu ketuhanan), dan bahasa.



5.      Lingkungan Pendidikan
Lingkungan Pendidikan adalah suatu ruang dan waktu yang mendukung kegiatan pendidikan. Proses pendidikan berada dalam suatu lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat.
a.       Lingkungan keluarga, merupakan awal mula pendidikan Islam
b.      Lingkungan sekolah, terdiri dari: Raudhatul Atfal, Madrasah Diniyah, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Universitas Islam
c.       Lingkungan masyarakat, contohnya: pondok pesantren, masjid dan mushala, TPA.[17]

6.      Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang berfungsi sebagai perantara pada saat menyampaikan materi pendidikan, oleh pendidik kepada siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. [18]
Alat pendidikan dapat membentu dan bahkan terkadang dalam hal tertentu dapat menggantikan peran pendidikdalam proses pembelajaran.[19]
Dalam prakteknya paling tidak ada dua macam alat pendidikan. Pertama alat pendidikan dalam arti metode, kedua alat pendidikan dalam arti perangkat keras yang digunakan seperti media pembelajaran dan sarana pembelajaran.

D.    Keistimewaan Sistem Pendidikan Islam
Sistem pendidikan Islam memiliki keistemewaan dibanding sistem pendidikan lain, yaitu:[20]
1.      Adanya korelasi antara bahan-bahan pelajaran dengan agama
2.      Mewujudkan prinsip dan sistem desentralisasi dalam belajar
3.      Asas persamaan dalam pengajaran dan demokratisasi dalam pendidikan Islam
4.      Mengkaitkan ajaran agama dengan kehidupan manusia
5.      Asas kewajiban mengajar.


E.     Definisi Metode Pendidikan Islam
Secara literal metode berasal dari bahasa Greek, yaitu meta yang berarti melalui, dan hodos yang berarti jalan. Jadi, metode berarti jalan yang dilalui. Menurut Ahmad Tafsir, metode pendidikan adalah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Sedangkan menurut Abdul Munir Mulkan, metode pendidikan adalah suatu cara yang dipergunakan untuk menyampaikan atau mentransformasikan isi atau bahan pendidikan kepada peserta didik.[21]
Metode pendidikan Islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan yang didasarkan asumsi tertentu tentang hakikat Islam sebagai supra sistem.[22]
M. athiyah al-abrasy mengartikan metode sebagai jalan yang dilaluiuntuk memperoleh pemahaman peserta didik. Sementara Abdul azizi mengartikan metode sebagai cara-cara memperoleh informasi, pengetahuan, pandangan, kebiasaan berfikir, serta cinta kepada ilmu, guru, dan sekolah. Metode diperlukan untuk mengatur pembelajaran dari persiapan sampai evaluasi.[23]
            Istilah sering sekali disamakan dengan istilah pendekatan,strategi dan teknik sehingga dalam penggunaanya sering saling bergantian yang pada intinya suatu cara untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan atau cara yang cepat dan tepat untuk meraih tujuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Isitilah pendekantan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filsafat, dan keyakinan, walaupun hal itu tidak mesti dapat dibuktikan. Ia terkait dengan serangkaian asumsi mengenai hakikat pembelajaran[24].Pendekatan merupakan kerangka filosofis dan  teoritis yang menjadi dasar pijak bagi cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan.. contohnya pendekatan humanisme, leberalisme, behaviorisme, dan pendekatan kognitivisme.
            Metode Pendidikan Islam dapat diartikan sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga dapat terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi Islami. Selain itu metode pendidikan Islam dapat diartikan sebagai cara untuk memahami, manggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Nabi Muhammad SAW. Juga telah meberikan beberapa metode atau cara mendidik contohnya dalam hadits sebagai berikut: مرو ا الصبي با لصلاة اذا بلغ سبع سنين واذا بلغ عشر سنين فاضربوه عليها “Suruhlah anak-anakmu bersembahyang apabila ia telah berumir tujuh tahun dan apabila ia sudah berumur sepuluh tahun ia meninggalkan sembahyang itu maka pukul ia.” (HR. Tirmizi) Adapun Metode yang digunakan oleh Dra. Hj. Nur Uhbiyati yang mengutip dari Muhammad Qutb di dalam bukunya Minhajut Tarbiyah Islamiyah menyatakan bahwa teknik metode pendidikan islam itu ada lima macam yaitu:
a.       Metode Pendidikan Melalui Teladan yaitu: merupakan salah satu teknik pedidikan yang efektif dan sukses.
b.      Metode Pendidikan Melalui Nasihat. Didalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh kata-kata yang didengar, pembawaan itu biasanya tidak tetap dan oleh karena itu kata-kata harus diulang-ulang.
c.       Metode Pendidikan Melalui Cerita. Cerita mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan manusia, sebab bagaimanapun cerita sudah merajut hati manusia dan akan mempengaruh kehidupan mereka.
d.      Metode Pendidikan Melalui kebiasaan. Kebiasaan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia karena itu menghemat banyak sekali kekuatan manusia karena kebiasaan yang mudah melekat dan spontan agar kekuatan itu dapat dipergunakan untuk kegiatan-kegiatn yang bermanfaat.
e.       Metode Pendidikan Melalui Peristiwa-peristiwa. Hidup ini penuh perjuangan dan merupakan pengalaman-pengalaman dengan berbagai peristiwa, baik yang timbul karena tindakanya sendiri, maupun karena sebab-sebab diluar kemampuanya, Guru yang baik tidak akan membiarkan peristiwa peristiwa itu berlalu begitu saja tanpa di ambil menjadi pengalaman yang berharga, ia mesti menggunakanya untuk membina, mengasuh dan mendidik jiwa, oleh karena itu pengaruhnya tidak boleh hanya sebentar itu saja. Pada jaman sekarang pendidikan sangat beragam dan menggunakan alat yang serba canggih, ada yang mengunakan televisi, komputer dan lain sebagainya. Maka dari itulah metode menurut Dra. Jakiah Drajat dalam bukunya yaitu Pendidikan Islam mengatakan bahwa metode yang akurat adalah bagaimana caranya mengunakan alat yang serba canggih itu supaya mudah menyampaikan materi kepada anak-anak didik.

Contoh metode pendidikan agama islam:
a.       Metode pidato,(khotbah) efektif bila pendidik terampil menyampaikan
b.      Metode tanya jawab, yang meliputi masalah-masalah kehidupan peserta didik yang perlu jawaban sesuai dengan ajaran islam
c.       Metode diskusi,diarahkan pemantapan pengertian peserta didik pembentukan sikap hidup keagamaan
d.      Metode komparatif, membandingkan ajaran islam dengan filsafat/ajaran agama lain secara ilmiah
e.       Metode client-centereand therapist, pendekatan terhadap kesukaran peserta didik dalam berbagai bidang kehidupana; seksualitas, ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan, kesenian, kebudayaan, keagamaaan serta kejiwaan
f.       Metode reinforcement, terhadap penerapanajaran-ajaran islam dikalangan mereka, baik dalam sekolah atau diluar sekolah
g.      Metode-metode lain yang berupa dramatisasi dalam bidang-bidang ajaran islam yang mungkin dan sebagainya. Seperti metode: proyek,eksperimen, pemberian tugas dan resitasi, menggambar, latihan, numberhead,dll
Dan dapat menggunakan metode diskusi, seminar, memecahkan masalah hidup dan yang paling penting adalah macam-macam metode tersebut diatas sangat bergantung pada faktor pendidik dalam hal; professionalisme, teknis, keasyarakatan, sehingga pendidik aka terlihat lebih dari pendidik, pengajar, tetapi juga sebagai pembawa norma, psycoteraphy yang harus mengadakan komunikasi secara erat dengan peserta didik[25]
Dasar-dasar penggunaan metode pendidikan islam yang penting untuk diperhatikan adalah dasar agamis, biologis, dan psikologis yang meliputi;
a.       Tujuan pendidikan dan pembelajaran, yang akan disampaikan , yang mencakup domain kognitif, afektif, dan psikomotorik guna mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan dunia-akhirat
b.      Peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi dan sekaligus kelemahan individual dan kolektif sesuai dengan kondisi fisik, psikis, dan usianya. Kompleksitas bakat dan minat masing-masing peserta didik harus dilihat dan diperlakukan secara humanis dengan cara yang bijak.
c.       Situasi dan kondisi lingkungan pembelajaran, baik dari aspek fisik, materil, sosial, dan psikis emosional
d.      Fasilitas dan media pembelajaran yang tersedia beserta kualtasnya
e.       Kompetensi pendidik baik professional, pedagogis, sosial, maupun kepribadianya.
Denganpertimbangan lima dasar diatas maka metode dan teknik pelaksanaan pembelajaran menjadi fleksibel, relatif, dan tentatif.
F.     Prinsip Metode PendidikaIslam
          Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara metode(termasuk juga strategi dan teknik) dalam pendidikan islam dengan metode dalam pendidikan lain. Jika diperhatikan, perbedaanya hanya terletak pada nilai spiritual dan mental yang menyertainya pada saat metode tersebut dilaksanakan dan dipraktikan. Prinsip metode pendidikan islam yang mengandung unsur-unsur pembeda adalah:
Prinsip metode pendidikan islam;
1.      Niat dan orientasi dalam pendidikan agama islam, yakni untuk mendekatkan hubungan antara manusia dan tAllah dan sesama makhluk.
2.      Keterpaduan(integrative, tauhid), dalam pendidikan islam ada kesatuan antara iman-ilmu-amal, iman-islam-ihsan.
3.      Bertumpu pada kebenaramateri yang disampaikan harus benar, disampaikan dengan cara yang benar, dan dengan dasar niat yang benar.
4.      Kejujuran dan amanahbrbagai metode yang dipakai dalam pendidikan islam harus memegang teguh prinsip kejujuran(akademik) kebohongan dan dusta dalam bentuk apaun tidak bisa dibenarkan.
5.      Keteladanan, dalam pendidikan islam ada kesatuan antara iman-ilmu-amal pendidik dituntuk menjadi teladan bagi peserta didiknya.
6.      Berdasar pada nilai, metode pendidikan islam  teap pada nilai etika-moral.
7.      Sesuai dengan usia dan kemampuan akal, pendidikan hendaknya diberikan kepada peserta didik setelah mereka berusia minimal tujuh tahun[26]
8.      Sesuai dengan kebutuhan peserta didik, bukan hanya untuk memenuhi keinginan pendidik, apalagi untuk proyek semata.
9.      Mengambil pelajaran pada setiap kasusu atau kejadian, yang menyenagkan atau menyedihkan. Mengambil pelajaran dimulai dengan pikiran positif dan menerima perjalanan hidup dengan tidak berlebihan dalam menyikapinya.
Proorsional dalam memberikan janji, yang menggembirakan dan ancaman untuk mendidik kedisiplinan, proporsional karena harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik.

G.    Fungsi Pendidikan Islam
Pembahasan tentang pendidikan agama memang bisa jadi sangat luas, akan tetapi bisa diperinci menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek-aspek yang ada.. Dalam membahas fungsi pendidikan agama Islam, kita patut mengungkapkan uraian-uraian yang terkandung dalam kurikulum pendidikan agama Islam, karena pada dasarnya, disanalah tertuang fungsi-fungsi pendidikan tersebut.
Fungsi tersebut adalah garis-garis besar penjabaran dari fungsi pendidikan agama Islam. Adapun fungsi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

a.       Fungsi Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama – tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.kitab-kitab adalah salah satu pendukung dalam penjabaran fungsi pendidikan agama
b.      Fungsi Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
c.       Fungsi Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
d.      Fungsi Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e.       Fungsi Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia seutuhnya.
f.       Fungsi Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.
g.      Fungsi Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.
dikemukakan oleh Yusuf Amir Faisal, tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya sama dengan tujuan diturunkannya agama Islam yaitu untuk membentuk manusia yang bertakwa (muttaqîn)
Selanjutnya Faisal merinci manusia yang bertakwa itu adalah yang:
1)Dapat melaksanakan ibadah mahdah dan ghair mahdah,
2)Membentuk warga Negara yang bertanggungjawab kepada masyarakatnya, bangsanya, dalam rangka bertanggung jawab kepada Allah.
3)Membentuk dan mengembangkan tenaga profesional yang siap dan terampil untuk memasuki teknostruktur masyarakatnya.
4) Mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu agama Islam.

H. Sistem dan Metode Pendidikan Islam yang Seharusnya
Antara materi, metode, dan tujuan pendidikan harus saling berkaitan dan mengembangkan sehingga benar-benar efektif (tepat guna) dan efesien (berhasil guna). Sehingga konsisten dan relevan dengan tujuan akhir pendidikan islam yang hendak dicapai. Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup umat islam khususnya di Indonesia, adalah metode-metode yang digali dari sumber-sumber pokok ajaran islam sendiri serta metode-metode yang baru muncul akhir-akhir ini di dalam dunia pendidikan yang tidak menghilangkan faktor keimanan dan nilai moralitas islami. Masa depan manusia adalah masa depan kehidupan Tekno, Bio dan Sosio, dimana umat manusia berada dalam tahap kehidupan yang banyak diberi kemudahan-kemudahan iptek yang canggih, disamping itu kehidupan masa depan juga terkena dampak-dampak negative dari kemajuan iptek yang pada dasarnya lebih mengandalkan rasio (akal dan kecerdasan otak) daripada nilai-nilai moral dan spiritual. Khusus mengenai metode pendidikan islam, sasaran prosesnya tidak hanya terbatas pada masalah internalisasi dan transformasi nilai-nilai agama atau tidak saja mengajarkan agama tetapi juga ilmu dan teknologi. Metode pendidikan islam adalah jalan yang harus dilalui dimana faktor iman dan kemampuan bertakwa dalam perilaku pribadi dan sosial, dijadikan pusat program kurikuler baik di lembaga pendidikan umum maupun keagamaan. Tidak ada sebuah metode apapun yang dianggap paling efektif tanpa dikaitkan dengan kemampuan pendidikan dalam penerapannya. Karena itu, pendidikan profesional keguruan yang menjadikan produknya memiliki kompetensi sebagai guru yang profesional, menjadi lebih penting lagi. Pada era kehidupan saat ini masyarakat banyak menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada sekolah, padahal saat ini banyak terjadi krisis kependidikan yang dikaitkan dengan faktor moralitas dan keterampilan yang kurang siap pakai dalam dunia kerja. Umat manusia perlu berani melakukan terobosan-terobosan baru dalam menerapkan sistem dan metode yang mampu mengintegrasikan antara iman dan ilmu serta teknologi modern. Inilah yang menjadi problema pokok dalam strategi pendidikan islam masa kini dan akan datang. Krisis pendidikan itu pada hakikatnya bersumber dari krisis nilai-nilai dalam masyarakat yang belum menemukan metode efektif. Nilai-nilai yang sangat rawan terhadap dampak iptek tersebut adalah nilai-nilai cultural yang sifat dasarnya relative, berubah-ubah sesuai kecenderungan masyarakat.


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pendidikan dalam Islam merupakan proses perubahan sikap dan tatalaku orang dalam usaha mendewasakan manusia supaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan Islam adalah usaha maksimal untuk menentukan kepribadian anak didik berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah di gariskan dalam al-qur’an dan as-sunnah/al-hadits.
Al-qur’an merupakan pendidikan secara umum, yang merupakan pendidikan secara khusus, kelebihan dalam al-qur’an terletak pada  metode yang menakjubkan dan unik sehingga dalam konsep pendidikan yang terkandung di dalamnya, al-qur’an mampu menciptakan individu yang beriman dan senantiasa meng-Esakan Allah, serta mengimani hari akhir.
Assunnah/al-hadits adalah: Perbuatan, perkataan ataupun pengakuan Rosul Allah SWT, pengakuan itu sendiri adalah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rosulullah, untuk membina umat manjadi manusia seutuhnya. Al-Hadits sebagai dasar Islam tidak terlepas dari fungsi itu sendiri terhadap al-qur’an, fungsi as-sunnah terhadap al-qur’an adalah sangat penting.
Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang masing-masing bekerja sendiri dalam fungsinya yang berkaitan dengan fungsi dari komponen lainnya yang secara terpadu bergerak menuju ke arah satu tujuan yang telah ditetapkan.
Metode menurut Dra. Hj. Nur Uhbiyati ada lima macam yaitu: a. Metode Pendidikan melalui Teladan b. Metode Pendidikan melalui Nasihat c. Metode Pendidikan melalui Cerita d. Metode Pendidikan melalui Kebiasaan e. Metode Pendidikan melalui Peristiwa-Peristiwa Sistem dan Metode Pendidikan Islam yang Seharusnya antara materi, metode, dan tujuan pendidikan harus saling berkaitan dan mengembangkan sehingga benar-benar efektif (tepat guna) dan efesien (berhasil guna).Sehingga konsisten dan relevan dengan tujuan akhir pendidikan islam yang hendak dicapai.
B.     Saran
Setelah adanya kajian tentang sistem dan metode pendidikan Islam sebagaiamana yanag dipaparkan dalam makalah ini, penulis berharap semoga kita sebagai calon guru PAI dapat mengetahui bagaimana sistem pendidikan Islam. Sehingga setelah kita mengetahui komponen-komponen yang terdapat di dalamnya, kita dapat “mengolahnya”, agar masing-masing komponen yang bertugas sesuai fungsinya akan bekerja antara satu dengan yang lainnya dalam rangkaian satu sistem. Serta mampu secara terpadu bergerak ke arah tujuan sesuai dengan fungsinya. Demi tercapainya tujuan pendidikan Islam.
Sebagai pendidik yang bertanggung jawab untuk mengembangkan potensi peserta didik, kita harus mampu mencetak generasi muslim yang berkualitas. Kita harus berani melakukan terobosan baru, jangan terpaku pada metode lama. Kita harus mampu menggunakan metode yang efektif dan efisien. Mempelajari tentang metode pendidikan Islam merupakan salah satu langkah awal untuk menjadi pendidik yang profesional, demi terciptanya muslim yang paripurna.











DAFTAR PUSTAKA

ü  Abidin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam(Bandung:Angkasa Bandung,2003),h.76
ü  Eneg Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Diadit Media. 2010 ) h. 123-124
ü  ,Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:Kalam Mulia,2002), h. 68
ü  Tatang Amirin, Pengantar Sistem(Jakarta: Rajawali Press, 1886), h. 11
ü  Rusli Karim, Pendidikan Islam antara Fakta dan Cita (Yogyakarta:Tiara Wacana,1991
ü  Anas Sudjana, Pengantar Administrasi Pendidikan Sebagai suatu Sistem (Bandung: Rosda Karya, 1997), Abdul Mujib dan yusuf Mudzakkir, ilmu pendidikan islam,
ü  Dr. Moh. Rokib,ilmu pendidikan islam,(yogya:2009),
ü  Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan Metodologi,(jakat=rta:bulan bintang,1974)
ü  Prof. H Muzayyin Arifin,
ü  W.J.S. Poerwadarminta, kamus umum bahasa indonesia
ü  Muljanto sumardi, pengajaran
ü  Muh. Quthb diterjemahkan Drs. Salman Harun,Sistem Pendidikan Islam,(bandung;percetakan offset)
ü  Asma Hasan Fahmi, Sejarah dan filsafat





[1] Rusli Karim, Pendidikan Islam antara Fakta dan Cita (Yogyakarta:Tiara Wacana,1991), h. 67

[2] Anas Sudjana, Pengantar Administrasi Pendidikan Sebagai suatu Sistem (Bandung: Rosda Karya, 1997), h.21-26
[3] Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.73
[4] Bakhtiar, Adam. Paradigma Pendidikan Islam.
[5] Abdurahman Mas’ud,  hal. 69
[6] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 22
[7] Harun Nasution, Islam Rasional, (Bandung: Mizan,  1995),  h. 25
[8] Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), ha.25
[9] Muhmidayeli, Membangun Paradigma Pendidikan Islam, Program Pasca Sarjana UIN Suska Riau, (Pekanbaru, 2007), h. 215.
[10] http://tutorialpai.mkdu.upi.edu (akses tanggal 18 maret 2013)
[11] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 49
[12] Moh. Roqib, Ilmu Pendiidkan Islam, (Yogyakarta: LkiS, 2009), hlm. 59
[13] Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), hlm. 41
[14] Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), halm. 135
[15] http://tutorialpai.mkdu.upi.edu (akses tanggal 18 maret 2013)
[16] Arifin, Op. Cit., hlm 136

[17] Abdurrachman Mas’ud dkk, Op. Cit., hlm. 44
[18] http://tutorialpai.mkdu.upi.edu (akses tanggal 18 maret 2013)
[19] Moh. Roqib, Op. Cit., hlm. 69
[20] Ali al-Jumbulati dan Abdul Futuh at-Tuwaanisi, Perbandingan Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 23
[21] Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), hlm. 65
[22] Moh. Roqib. Ilmu Pendidikan Islam..., hlm. 91
[23] Dr. Moh. Rokib,ilmu pendidikan islam,(yogya:2009),hlm.90
[24] Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan Metodologi,(jakat=rta:bulan bintang,1974), hlm.11
[25] Prof. H Muzayyin Arifin, hlm 200-201
[26] Asma Hasan Fahmi, Sejarah dan filsafat, hlm. 119


1 comment: